Dari : Situs Alfi

Selasa, 13 Mei 2014

MAKALAH POLITIK PENCITRAAN

MAKALAH
POLITIK PENCITRAAN 


Dosen pembimbing : 
AIDAH MAKBULLAH 







Disusun Oleh : HUSNI IMANI 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) 
AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH 
JAKARTA 2014



BAB I
PEMBAHASAN POLITIK PENCITRAAN 


Apa itu Politik pencitraan? Mungkin anda sering sekali mendengar kata-kata "politik pencitraan" yang di lontarkan oleh para dialogis di setiap acara berita di televisi. kebanyakan kata-kata ini di ucapkan pada saat sharing/debat dalam acara berita yang memuat tentang berita politik. dan dalam prakteknya pun kata-kata ini sangat lah lumrah di ucapkan karna kata-kata ini menyimbolkan tentang pendapat dan asumsi seseorang terhadap perilaku yang telah di lakukan oleh orang lain. lalu apakah sebenarnya arti dari politik pencitraan itu sendiri? dan pada saat apakah kata kata ini biasa di gunakan



A. PENGERTIAN POLITIK PENCITRAAN 

Dalam KBBI, arti CITRA adalah rupa, gambar, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi. Dalam ilmu geografi, CITRA ialah suatu penambilan objek secara keseluruhan yang di lakukan dari tempat yang tinggi agar mendapatkan objek gambar secara keseluruhan. nah, dari situ pasti kita sudah bisa menerka-nerka tentang apakah arti di balik kata politik pencitraan itu. jadi politik pencitraan itu ialah penggambaran tentang suatu tokoh dalam situasi dan kondisi apa saja baik politik, sosial, budaya dll dimana ia berperan aktif dalam kegiatan politik dan dia membentuk image diri menjadi sesuatu yang ia inginkan. biasanya politik pencitraan dilakukan pada saat munculnya sesuatu hal yang sedang ramai di bicarakan oleh masyarakat, seperti bencana alam, kekerasan, keberhasilan suatu lembaga dll. Atau sebuah aksi yang dilakukan oleh politisi untuk mendapatkan pandangan/gambaran dimata masyarakat. -contoh : pada saat timnas Indonesia sedang berada di performance terbaik pada saat mengikuti piala AFF 2010. mungkin anda adalah salah satu orang yang memuji penampilan timnas pada saat itu. tapi di balik keberhasilan timnas itu ada saja orang seperti Abu rizal bakrie yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempiatan. hal ini mungkin menjurus pada pilpres 2014 nanti. lalu apa kah politik pencitraan yang telah dilakukan oleh Abu rizal bakrie? politik pencitraan yang ia lakukan adalah pada saat ia memberi simpati kepada timnas dengan cara mengundang timnas ke rumahnya dan memberikan sejumlah reward kepada pemain timnas. disini ia melakukan suatu tindakan yang dimana dengan di gelontorkannya sejumlah uang ke kas para pemain, ia mengharapkan bahwa rakyat indonesia tahu bahwa ia peduli dengan timnas, dan dengan cara itu pun ia mendapatkan image baik sebagai politisi yang masih memikirkan nasib sepak bola di Indonesia. sehingga nama dia menjadi harum di belantika per-politikan. Nah dari contoh di atas saya berharap anda sekalian bisa sedikit mengerti dan memiliki pandangan tentang sebuah arti dari politik pencitraan. Politik pencitraan sah-sah saja di lakukan oleh seseorang asalkan di lakukan dengan cara yang tidak berlebihan dan di lakukan pada waktu-waktu yang tepat agar tidak menyinggung perasaan orang lain. kalau hal tersebut ber-orientasi pada sesuatu yang positif, mengapa harus ada larangan? tapi jika hal tersebut di lakukan atas dasar kepentingan pribadi atau golongan saja, tugas kita adalah memberi kritik agar kegiatan tersebut berjalan seprti semestinya. Politik pencitraan menghasilkan beberapa manfaat, tak hanya individu, politik pencitraan juga berdampak besar bagi institusi atau lembaga, baik lembaga pemerintah maupun swasta. Lembaga yang tidak pandai mencitrakan diri sulit mendapatkan simpati masyarakat.



B. POLITIK PENCITRAAN DARI MASA KE MASA 

Dalam sejarah modern Indonesia politik pencitraan dilakukan dilakukan oleh tiga pemimpin : Sukarno, Suharto dan Jokowi. Masing-masing memiliki kategori dan tujuan pencitraannya.

1. Pencitraan Gairah Revolusi Sukarno : Pada tahun 1920-an Sukarno sudah memilih peci hitam sebagai bagian dari pencitraan kerakyatan, ia menyatukan diri dalam gerakan besar Melayu, bukan gerakan besar Jawa karena ia melihat bahwa Jawa adalah subkultur dari akar Melayu. Mangkanya ia memilih peci. Ia melihat banyak rakyat Djakarta (dulu Batavia) mengenakan peci, peci ini asalnya dari tarbuz yang banyak dikenakan orang Turki.

2. Pencitraan Suharto Untuk Menutup-nutupi kekerasan Politik : Pencitraan Suharto adalah Pencitraan yang bertujuan untuk menutup-nutupi “Kekerasan Politik dan Pemerintahan Junta Militer yang melingkari dirinya”. Ia menolak memakai baju-baju militer, baju-baju Jenderal resmi untuk membuat kesan Indonesia bukan negara neofasisme, bukan negara yang dipimpin oleh sebarisan Junta Militer. Secara pribadi Suharto paralel dengan pencitraan, ia memang pendiam dan santun, ia tidak banyak berbicara. Pencitraan ini membuat situasi kekuasaannya menjadi angker dan kekuasaan yang angker secara tidak langsung menjadi motor yang efektif dalam menjalankan kekuasaan baik secara illegal maupun legal.

3. Jokowi dengan gaya blusukan Politik pencitraan terhadap politisi adalah sebuah opini atau argument dari kita. Karna belum tentu kita mengatakan itu adalah sebuah usaha pencitraan mereka padahal tidak demikian. Semua itu tergantung siapa yang melakoninya.

0 komentar: